Teropongtimeindonesia -Banda Aceh – Gubernur Aceh Nova Iriansyah, mengajak kaum muda untuk menjadikan teknologi digital sebagai sarana membangun peradaban bangsa. Karena, penguasaan teknologi digital menjadi indikator kemajuan suatu bangsa dan menjadi salah satu strategi dalam beradaptasi dengan perkembangan zaman.
Dengan harapan, warganet Indonesia khususnya Aceh bisa
berkembang lebih modern dengan tidak melupakan nilai-nilai kebangsaannya.
Hal itu disampaikan Gubernur Aceh saat membuka kegiatan
“Literasi Digital Netizen Fair” (LDNF) yang akan berlangsung pada 23 hingga 24
November 2021, di Amel Convention Hall, Banda Aceh, Selasa (23/11/2021).
Tampak hadir dalam kegiatan yang di selenggarakan oleh
Kementerian Komunikasi dan Informatika RI tersebut, Kepala Dinas Komunikasi,
Informatika, dan Persandian (Diskominsa) Aceh, dan Kepala Diskominsa Kota Banda
Aceh.
“Literasi Digital Netizen Fair ini adalah salah satu
ruang untuk mengajak masyarakat kita (Aceh) untuk lebih melek terhadap digital,
sehingga sisi positif dan negatif teknologi digital ini dapat kita pahami
bersama. Sebab kehadirannya merupakan sebuah keniscayaan di era modern ini,”
kata Nova.
Nova menuturkan, saat ini, penerapan teknologi digital
semakin masif digunakan bahkan di berbagai sistem kehidupan, guna untuk
mendorong kinerja agar dapat berjalan lebih efektif, efisien, cepat, dan murah.
Bahkan, sistem digital juga akan menjadi landasan utama dalam melakukan
berbagai kegiatan meliputi komunikasi, pendidikan, pengembangan bisnis,
kesehatan, dan juga perbankan.
“Dalam dua tahun belakangan sejak merebaknya pandemi
Covid-19, peningkatan pasar digital di Indonesia melonjak drastis, berbagai
platform teknologi digital tumbuh menjamur, sehingga membuat persaingan semakin
tajam,” katanya.
Lebih lanjut, kata Nova, melalui fenomena ini, sudah
seharusnya generasi muda Aceh untuk lebih melek terhadap teknologi digital dan
memanfaatkan peluang besar untuk mengembangkan usaha baru yang bersifat
e-commerce. Sehingga pemuda secara tidak langsung akan turut berperan dalam
mendorong kemajuan sosial dan ekonomi masyarakat.
Nova, menyebut ada 4 alasan mengapa generasi muda
Indonesia khususnya Aceh harus ikut andil dalam semangat melek digital, yaitu,
karena tingginya populasi usia produktif di Indonesia, berdasarkan data tahun
2019 sebanyak 270 juta jiwa dengan 50 persennya berada dalam rentang usia di
bawah 30 tahun.
Kedua, tingginya penggunaan gawai cerdas di Indonesia.
Berdasarkan data Statistik hingga akhir 2019 mencapai 63 persen. Diprediksikan
pada tahun 2025 akan mencapai 89 persen. “Tingginya jumlah pengguna gawai
cerdas, menjadi salah satu bisnis digital semakin berkembang cepat,” jelasnya.
Lebih lanjut, durasi warganet bersentuhan dengan
internet juga sangat tinggi, berdasarkan data Google, rata-rata orang Indonesia
menghabiskan waktu 4,5 jam sehari dengan internet, lebih tinggi dibandingkan
orang India yang hanya 3,75 jam sehari, atau warga China 3,3 jam sehari.
“Oleh sebab itu, Bapak Presiden Joko Widodo beberapa
waktu lalu telah meluncurkan program “Indonesia Makin Cakap Digital, sebagai
dorongan agar masyarakat kita ambil bagian dalam kemajuan teknologi ini.
Apalagi Indonesia dipastikan bakal menjadi salah satu pasar ekonomi digital
terbesar di dunia,” ujarnya.
Pertemuan itu menerapkan protokol kesehatan ketat
yakni, memakai masker dan menjaga jarak.
Rina Nasution
Tidak ada komentar