Berita Daerah Budaya Sulsel

Prof Asdar Karaeng Tarru Raja Bontoa Ke XXIII Maros,Bersilaturrahmi ke Sekretariat Lembaga Adat Kerajaan Bajeng (LAKB),Di Coring Limbung Bajeng

Desember 05, 2023
0 Komentar
Beranda
Berita Daerah
Budaya
Sulsel
Prof Asdar Karaeng Tarru Raja Bontoa Ke XXIII Maros,Bersilaturrahmi ke Sekretariat Lembaga Adat Kerajaan Bajeng (LAKB),Di Coring Limbung Bajeng

Teropongtimeindonesia
-Coring limbung,Sulsel- Silaturrahmi Lembaga Adat Kerajaan Bajeng berlangsung sekitar pukul 10.30 sampai menjelang shalat dhuhur, kemudian di lanjutkan dengan shalat berjamaah dhuhur di sekretariat,setelah itu makan siang bersama setelah makan siang dilanjutkan dengan ammempo sipitangarri.
Bincang bincang tersebut berlangsung dalam suasana yang sangat kental,cair,penuh rasa kekeluargaan dan sangat santai tidak menunjukkan bahwa yang bersangku
tan adalah seorang guru besar dengan berbagai jabatan baik di lingkungan akademik maupun jabatan di berbagai organisasi sosial kemasyarakatan baik di tingkat lokal, nasional bahkan dalam skala regional dan internasional.

Dalam pengantar diskusi prof Asdar yang juga tercatat sebagai ketua predium nasional majelis cendekiawan kraton nusantara(MCKN)dan salah satu ketua yayasan raja sultan nusantara
(YARASUTRA),mempersilahkan kepada Drs abd kahar pattola daeng siala (karaeng siala), untuk menjelaskan apa yang mendasari sehingga ada keinginan kembali untuk membentuk lembaga adat kerajaan bajeng

Dalam pemaparannya karaeng siala menjelaskan bahwa pada tahun 1490 datanglah seorang pedagang sekaligus ulama arab yang bernama Syekh abdul rahman atau Habib Quraisy yang kebetulan mendarat di butta toa bontain atau bantaeng sekarang 

Sebelum ajaran yang di bawa yakni agama islam di terima oleh masyarakat ,maka terlebih dahulu diadu ilmu kesaktian oleh orang orang sakti yang ada di bontain namun karena memang Habib Quraisi adalah seorang ulama dan bahkan sudah waliullah maka orang orang sakti yang ada di bontain dapat di kalahkannya dengan mudah 

Atas kesaktiannya tersebut Habib Quraisi di beri gelar oleh raja bontain I Baso Daeng Pabeta, selanjutnya I Baso Daeng Pabeta ini di nikahkan dengan putri raja bontain yang bernama I Banri Daeng Manurung,menurut informasi valid bahwa I Baso Daeng Pabeta masih keturunan dari Sayyidina Hasan Bin Ali Bin Abi Thalib yaitu cucu dari Rasulullah Muhammad SAW

Beberapa tahun setelah menikah I Baso Daeng Pabeta meminta izin kepada mertuanya raja bontain untuk berjalan ke utara menuju daerah bajeng (polongbangkeng)untuk menyebarkan agama islam dan beliau juga bermaksud mendirikan sebuah pemerintahan disana, oleh para pengikutnya kemudian I Baso Daeng Pabeta di beri gelar Karaeng Loe ri bajeng(tau jai pangngissenganna),dalam catatan sejarah karaeng loe ri bajeng di polongbangkeng masa pemerintahan
nya mulai 1500-1505

Pada tahun 1505 karaeng loe kemudian memindahkan istananya berikut istri anak serta para pengikutnya berjalan ke arah utara didaerah mataallo,dalam satu waktu karaeng loe ri bajeng bersama para pengikutnya berkeliling dan merasakan kehausan sementara di sekitar tempat tidak ada tempat atau sumber air 

Atas pertolongan Allah SWT berkat doa yang di panjatkan oleh karaeng loe  tongkatnya yang di tancapkan ke tanah maka muncullah sumber air,oleh karaeng loe maka sumber air itu kemudian di bentuk seperti sumur, oleh sebagian masyarakat to bajeng menyebutnya Bungung Barania,adapun bungung barania di pergunakan sebagai sumur kerajaan bajeng 

Singkat cerita semua hal hal yang melatar belakangi sehingga  37 anrong tau di kerajaan bajeng ingin bangkit dan eksis kembali sebagai sebuah siklus alam atau sunnatullah di jelaskan dengan gamblang,jelas dan tuntas oleh karaeng siala,terima kasih banyak prof atas waktu, saran dan konstribusi pemikirannya untuk LAKB, ungkapnya

Setelah mendapatkan pemaparan tersebut kemudian membuat prof Asdar, sampaikan  bismillah kita jalan sama sama sebab sesuatu yang awalnya emas takkan pernah jadi perak apalagi tembaga, dalam kesempatan tersebut bersama berwisata religi ke bungung barania dan berziarah ke makam kare Mambani raja Bajeng ke XVI

Adapun rombongan tersebut nampak hadir Prof Asdar Karaeng Tarru raja ke XXIII Bontoa Maros,Muh haris basri karaeng Lewa Tanralili Maros,Drs Abd kahar pattola karaeng siala raja Bajeng ke XIX,Mursalim pattola daeng tola batang banoa mataallo, Tajuddin,Sip,Msi daeng naro jannang pannyangkalan, Kamaruddin daeng sitakka jannang borong bilalang,
Ahmad baso daeng tenreng sekretaris LAKB serta putra dari raja bajeng 

@Ahmadtenreng

Tidak ada komentar