Teropongtimeindonesia-bandung- Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat (Jabar), Uu Ruzhanul Ulum memberikan solusi untuk menekan peningkatan kasus HIV/AIDS yang saat ini tengah hangat dibahas, khususnya di Kota Bandung. Solusi yang disebutnya adalah pernikahan dan poligami.
Dia menjelaskan bahwa langkah
pernikahan anak-anak muda menjadi solusi dibanding terkena penyakit HIV/AIDS.
"Dan berpoligami bagi yang sudah menikah," jelas Uu kepada wartawan,
Selasa (30/8).
Uu mengungkapkan bahwa pernikahan
adalah ibadah yang disunahkan oleh Nabi Muhammad SAW dan salah satu dari tujuan
pernikahan itu adalah untuk menjauhkan dari zina. Perzinahan menurutnya
terbukti membawa banyak mudharat, di antaranya adalah penyakit kelamin hingga
terkena HIV/AIDS.
"Sekarang kan sedang viral
di Bandung ternyata ibu-ibu banyak yang kena HIV/ AIDS. Kedua, anak-anak muda
banyak juga yang kena," ungkap Uu.
Dalam aturan agama, khususnya
Islam, perzinahan sudah sangat jelas dilarang sehingga pernikahan menjadi
solusi menjaga seseorang dari perbuatan zina. Namun langkah lainnya pun
disebutnya harus dilakukan, mulai sosialisasi, penyuluhan dan pendidikan seks
kepada anak muda agar tidak melakukan terlarang.
Dia menegaskan bahwa Allah SWT
tidak akan membuat larangan, termasuk di dalamnya perzinahan, tanpa ada dampak
negatif yang didapatkan bila masih dilakukan. Sedangkan pernikahan dan poligami
adalah bagian dari ibadah.
Oleh karena itu, Uu menyarankan
kepada anak muda untuk menikah bila sudah tidak kuat menahan Hasrat seksualnya.
"Hasrat seksual memanglah hal biologis yang juga manusiawi, tetapi tetap
harus disalurkan dengan cara yang benar sesuai syariat agama," ucapnya.
Di era digital saat ini,
menurutnya sangat mudah ditemukan konten menarik perhatian mata dan
membangkitkan hasrat seksual seseorang. Oleh karena itu dia mendorong keluarga
di Jawa Barat untuk mendukung anak di keluarganya yang ada keinginan untuk
menikah.
"Lebih baik didukung saja
ketimbang terjadi hal yang tidak diharapkan di luar pernikahan. Saya berharap
kepada anak-anak muda kalau kebelet kawin saja, orang tua memberikan dukungan
jangan dihalang-halang, kalau dihalang semacam itu, khawatir lebih parah lagi
(dampaknya)," bebernya.
Uu menyebut bahwa kunci sukses
rumah tangga adalah rasa saling memahami antara suami istri. Namun dalam rumah
tangga juga jangan sampai tidak ada manajemen yang pasti, hanya suami memahami
istri, lalu istri memahami suami, termasuk memahami kebutuhan suami.
Dia mengingatkan bahwa pernikahan
harus tetap dengan niat ibadah. Bahkan ia pun siap berkonsultasi dengan
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil untuk program nikah massal untuk mereka yang
ingin menikah namun tidak memiliki biaya.
"Kita kan pemerintah harus
respons terhadap keinginan masyarakat, kalau perlu Pemprov mengadakan nikah
massal bagi yang tidak punya biaya," tuturnya.
Adapun kaitannya dengan poligami,
hal itu disampaikan setelah menilai fenomena banyaknya ibu rumah tangga yang
tertular HIV/AIDS. Langkah poligami pun menjadi salah satu solusi agar para
suami tidak jajan sembarangan.
Oleh karena itu, bila suami tidak
merasa cukup dengan satu pasangan, agama, disebutnya mengizinkan untuk
berpoligami. Namun syaratnya pun harus terpenuhi, seperti di antara catatan
besar yang harus dilakukan adalah mampu adil dan bijaksana.
Hal itu, menurutnya menjadi
penting dibanding seolah-olah suaminya tidak suka jajan sembarangan, namun
ternyata diam-diam melakukan dan kemudian menularkan kepada pasangannya.
"Toh agama juga memberikan
lampu hijau asal siap adil kenapa tidak? Makanya dari pada ibu kena (HIV/ AIDS)
sementara ketahuan suami seperti itu mendingan diberikan keleluasaan untuk
poligami," katanya.
Dengan kondisi itu, Uu menyebut
bahwa suami harus bisa berkomunikasi dengan istrinya bila kemudian merasa mampu
berpoligami. Tapi ia tetap memahami dalam persoalan poligami itu masih banyak
yang pro dan kontra.
"Itu manusiawi dan merupakan
fitrah. Tetapi agama sudah memberikan pilihan sebagai panduan di muka bumi ini.
Ditambah dengan pemahaman keagamaan yang ditingkatkan, kalau perlu
kampus-kampus mendirikan pesantren mahasiswa," tutup Uu
Aa Andi
Tidak ada komentar