Rano yang akrab disapa Bang Doel mengaku bangga dengan pertunjukan budaya Betawi yang ditampilkan para pelajar. Menurutnya, penampilan tersebut mencerminkan bagaimana rasa nasionalisme bisa ditumbuhkan melalui kebudayaan.
“Saya jujur bahagia semua dunia pendidikan di Jakarta terpanggil mengangkat budaya dalam dunia pendidikan itu sendiri,” ujarnya.
Rano menegaskan, budaya adalah fondasi atau akar dalam membangun bangsa. Ia pun mengapresiasi penampilan siswa yang kerap menampilkan keberagaman Indonesia lewat tarian hingga busana khas dari berbagai daerah.
“Pendidikan itu perlu tapi kalau jiwa kita kosong terhadap bangsa itu agak bahaya. Nah artinya saya bangga melihat anak-anak tampil dengan gaya Madura, gaya Betawi, gaya Papua, gaya Jawa, gaya Maluku. Itu luar biasa,” imbuhnya.
Rano mengenang masa sekolahnya yang tak jauh dari Kolese Kanisius. Ia menyebut bahwa sekolah ini sebagai salah satu yang paling favorit di Jakarta.
Lebih lanjut, Rano juga mengapresiasi konsistensi sekolah dalam menanamkan nilai kebudayaan kepada murid-muridnya.
“Saya tidak terpikirkan sekolah ini masih terus menghadirkan kebudayaan di murid-muridnya. Mudah-mudahan bisa diikuti sekolah lain, karena inilah fondasi dari kekuatan bangsa kita,” tuturnya.
Sementara itu, Direktur Kolese Kanisius, Thomas Gunawan Wibowo menuturkan, Canisius Expo 2025 merupakan kegiatan edukasi yang digelar melalui pendekatan kebudayaan.
“Upaya kita membangun kedalaman akademik dan spiritual anak-anak yang kelak berperan besar bagi Indonesia tidak pernah terlepas dari budaya. Pendidikan budaya pada dasarnya juga adalah pendidikan hati,” jelasnya.
Thomas menambahkan, tahun ini Canisius Expo mengangkat tema kebudayaan Betawi sebagai langkah untuk mengajarkan siswa mengenal akar budaya di lingkungan tempat mereka menimba ilmu.
“Selain untuk mengenal budaya daerah di mana mereka dididik dan berkembang, mereka juga menyadari bahwa budaya adalah akar. Dan akar akan menentukan apa yang akan terjadi di masa depan,” tandasnya.
Tidak ada komentar