Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah II Jakarta Barat, Ali Mukodas mengatakan, dari 20 peserta didik yang mengalami muntah dan mual, tujuh di antaranya sempat dibawa ke RSUD Kembangan.
"Alhamdulillah, setelah dilakukan observasi dan diberikan obat, ketujuh peserta didik itu sudah diperbolehkan pulang. Kondisinya sudah sehat dan stabil," ujarnya, Selasa (4/11).
Ali menjelaskan, 13 peserta didik lainnya langsung ditangani dokter Puskesmas di sekolah. Kemudian, diberikan obat dan setelah dinyatakan pulih serta sehat, mereka langsung diperbolehkan pulang.
"Keesokan harinya, sebanyak 20 peserta didik itu sudah masuk sekolah, mengikuti kegiatan belajar dan mengajar (KBM) seperti biasa," ujarnya, Selasa (4/11).
Ali menegaskan, pihaknya sudah menghentikan sementara pemberian MBG di SDN Meruya Selatan 01 hingga menunggu hasil uji laboratorium sampel makanan di Labkesda DKI Jakarta selesai.
Ali menambahkan, ke depan pihaknya akan melibatkan para pihak untuk pendampingan pelaksanaan program Makan MBG di SDN Meruya Selatan 01.
"Kita melakukan pendampingan dari sekolah untuk meyakinkan dengan melakukan diskusi dengan para pihak karena kejadian ini baru kali pertama terjadi di Jakarta Barat," terangnya.
Wakil Kepala SDN Meruya Selatan 01, Nur Syamsiyah menuturkan, pihaknya juga sudah melakukan koordinasi dan musyawarah dengan para orang tua peserta didik terkait pelaksanaan program MBG.
"Kita akan lakukan yang terbaik agar peserta didik di sini dipastikan gizinya terpenuhi melalui makanan dan minuman aman konsumsi," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat, Erizon Safari menjelaskan, pihak telah melakukan investigasi terhadap pasien yang diduga keracunan, termasuk tindakan pengobatan.
"Kami juga telah melakukan pengamanan sampel makanan, dan dikirim ke Labkesda untuk uji laboratorium. Selain itu, kami juga telah melakukan kunjungan dan inspeksi ke dapur SPPG bersama tim investigasi dari instansi terkait," tegasnya.
Erizon menambahkan, Puskesmas secara berkala melakukan pembinaan dan monitoring pelaksanaan pengolahan makanan siap saji di SPPG.
"Perlu komitmen dan konsistensi dari SPPG dalam menerapkan higiene sanitasi pangan olahan siap santap ini," tandasnya.

Tidak ada komentar