Bertemu Ketua DPD RI, Gubernur Lampung Adukan Persoalan Serius
BANDAR LAMPUNG,Teropongtimeindonesia.com -Gubernur Lampung Arinal Djunaidi mengadukan sedikitnya dua persoalan serius yang terjadi di Lampung, ketika bertemu Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, dalam forum rapat kerja Pemerintah Provinsi Lampung dengan DPD RI, Selasa (10/12/2019), pagi di kantor Gubernur Lampung, di Kota Bandar Lampung.
“Dalam kesempatan ini, saya ingin menyampaikan ada permasalahan serius yang terjadi di Lampung terkait dengan sektor pertanian dan persoalan komoditas budidaya udang di kawasan Kabupaten Tulang Bawang. Ini serius pak, karena itu saya minta tolong betul kepada DPD, sebagai wakil daerah. Apalagi pagi ini, selain saya bertemu langsung dengan Ketua DPD, juga dengan anggota DPD asal Lampung dalam formasi lengkap. Empat Senator asal Lampung,” ungkapnya.
Dijelaskan Arinal, komoditas pertanian padi di Lampung, yang merupakan peringkat 7 nasional, dengan hasil 4,3 juta ton setahun, telah menjadi sektor pendukung ketahanan pangan nasional. Tetapi tiba-tiba tanpa kesepakatan, luasan lahan pertanian Lampung dikurangi jumlahnya oleh tim kajian dari Badan Pertanahan Nasional (BPN). “Artinya terjadi perbedaan perhitungan antara kami yang di daerah dengan BPN. Luasan yang berkurang tanpa kesepakatan ini signifikan dan menimbulkan banyak problematika di lapangan. Mulai dari selisih penyediaan bibit hingga pupuk,” urainya.
Karena itu, kami, lanjutnya, meminta DPD RI, khususnya Senator asal Lampung, mengawal kami untuk melakukan klarifikasi ke BPN terkait hal ini. “Apalagi kami sudah menyelesaikan pembangunan dua bendungan berskala besar, dengan kapasitas 50 ribu hektare. Tapi kalau luasan lahan kami dipangkas begitu saja kan menjadi persoalan. Jadi tolong Senator asal Lampung yang hadir di sini, ada Pak Bustami, Pak Bastian, Bu Jihan dan Pak Abdul Hakim, ini dikawal,” tambah Arinal.
Sementara terkait komoditas budidaya udang vaname di Kabupaten Tulang Bawang yang dulu dikenal sebagai produsen terbesar di dunia, perlahan tapi pasti sudah tertinggal dengan Vietnam. “Dulu Vietnam belajar ke sini, dan sekarang mereka menghasilkan 7 ton, sementara kita disini 0,7 ton.(Dy)
Tidak ada komentar