Oleh : Ahmad Daryoko
Koordinator INVEST.
Jokowi akhirnya mengutamakan strategi dengan jurus "Tangible" (berwujud/dapat dilihat) yaitu dengan mewujudkan proyek proyek infrastruktur. Sementara jurus "Intangible" yang bersifat psikologis/semangat/pendidikan mental seperti Nawa Cita dan Revolusi Mental hanya "hiasan bibir" saja.
Jurus "Tangible" memang lebih gampang karena bersifat fisik, terlebih lagi didukung oleh China yang sebenarnya memiliki agenda internasional bernama OBOR (One Belt One Road) guna ekspansi penjajahan mereka, dengan strategi kucuran hutang yang tidak terbatas serta pengerahan tenaga kerja (yang ditengarai Tentara Merah). Maka semua ini klop dengan para "oknum" petinggi/mantan seperti Luhut BP, JK, Erick T, Dahlan Iskan yang memang visinya adalah pebisnis, yang tentunya menomor duakan visi pendidikan rakyat. Sehingga rakyatpun makin jauh dari pendidikan karakter , daya juang, daya cipta , dan kemandirian, yang sebenarnya semua itu menjadi fondasi kebangkitan sebuah bangsa . Itu semua kalau mau bangkit minimal seperti Malaysia. Kecuali kalau cuma ber cita cita sebagai Makelar/"brocker" saja !
Sehingga karena latar belakang seperti diatas, tidak mengherankan kalau kemudian ada ide proyek pindah ibu kota ratusan triliun yang dikerjakan dengan EPC (Engineering , Procurement , Construction) System, dimana penunjukan kontraktor, survey investigasi, perencanaan serta pelaksanaan lapangan dilakukan secara bersamaan/paralel !
Karena dilaksanakan dengan EPC System maka filosofi, target, kriteria teknis dan seterusnya "kabur" !
Makanya jangan ditanya targetnya ! Kecuali target "politis" agar terdengar "menggelegar" dan mengalahkan ORBA !
Jangan pula ditanya FS sampai ke masalah pemindahan karyawan dan keluarganya, fasilitas pendukung dsb ! Yang penting "pokok" nya harus pindah ! Yang lain2 pikir kemudian. Sekarang yang penting jurus "pokok" nya ! Sekalian untuk pengkondisian strategi TIGA PERIODE ataupun PERPANJANGAN MASA JABATAN PRESIDEN ! Perkara semuanya melanggar Konstitusi itu urusan lain ! Bukankah Rezim ini selama ini memang berjalan secara "bar bar" dengan banyak mengacak acak Konstitusi ?
Innalillahi wa Inna ilaihi roojiuunn !!
JAKARTA, 28 PEBRUARI 2022.
Tidak ada komentar