Teropongtimeindonesia-Banda Aceh— Sirine peringatan tsunami berbunyi pada Kamis (26/12/2024) pagi di Banda Aceh sebagai penanda peringatan 20 tahun bencana tsunami Samudera Hindia yang melanda pada 2004 silam. Momen ini menjadi pengingat akan salah satu tragedi kemanusiaan terbesar dalam sejarah modern, yang menewaskan ratusan ribu jiwa di berbagai negara.
Peringatan resmi dimulai di Masjid Raya Banda
Aceh, dengan pembunyian sirine selama tiga menit tepat pada pukul 07.58 WIB,
waktu ketika gelombang dahsyat menghantam Aceh dua dekade silam. Suasana haru
menyelimuti masyarakat yang berkumpul, termasuk para penyintas dan keluarga
korban. Mereka melanjutkan dengan doa bersama sebagai bentuk refleksi dan
penghormatan bagi para korban yang telah tiada.
Para penyintas berbagi kenangan tentang bencana
dahsyat tersebut. Hasnawati salah seorang guru berusia 54 tahun, mengingat pagi
itu sebagai mimpi buruk yang tak akan pernah terlupakan.
“Saya pikir itu hari kiamat. Minggu pagi itu,
kami sekeluarga tertawa bersama. Tiba-tiba, bencana datang dan semuanya lenyap.
Tak ada kata-kata yang mampu menggambarkan perasaan saya,” ujarnya.
Baharuddin Zainun, seorang nelayan berusia 70
tahun, kehilangan hampir seluruh keluarganya. “Anak-anak, istri, ayah, ibu,
semua saudara saya hanyut. Itu tragedi yang kami semua rasakan. Tidak ada yang
bisa melupakannya,” kenangnya dengan mata berkaca-kaca.
Di tempat lain, makam-makam massal korban
tsunami dipenuhi oleh keluarga yang datang untuk mengenang dan mendoakan
orang-orang tercinta yang telah tiada. Bagi mereka, setiap peringatan adalah
pengingat akan kehilangan besar, sekaligus pelajaran untuk tetap waspada
terhadap bencana alam.
Tidak ada komentar