Teropongtimeindonesia-Bantimurung Maros, Pada hari minggu, 27 Juli 2025 kegiatan "Ammempo Sipitangarri" ini di inisiasi oleh tumalabbiri'ta Haris Basri Karaeng Lewa ketua dewan pembina Lembaga Adat Tojeng KaraengTa Data, acara ini sipatnya spontanitas di kemas dalam Akkaddo Biralle di sertai bincang-bincang lepas seputar arti sebenarnya dari Mangkasara', hakikat Tumanurung dan berbagai persoalan kekinian dan solusi penyelesaiannya.
Adapun acara berlangsung di mulai 12.30- 16.30 (ba'da dhuhur sampai ba'da ashar),
sebelum acara dimulai di awali dengan akkaddo di lanjut dengan shalat berjamaah dhuhur. Ammempo Sipitangarri ini di pandu langsung oleh tumalabbiri'ta Haris Basri Karaeng Lewa, dalam pengantar bincang-bincang lepas ini karaeng lewa menyampaikan rasa syukurnya kepada Allah SWT atas kesediaan dan kedatangannya menghadiri acara tersebut.
Karaeng Bisei mewakili keluarga Ishak Manggabarani Karaengta Bontoala menyampaikan bahwa dialog seperti ini sangat di harapkan ada keberlanjutan jangan berhenti sampai disini, kalau memang di butuhkan dialog yang lebih besar lagi nanti di koordinasikan dan di kolaborasikan dengan saribbattang malabbiri' rumpun Mangkasara', dari pernyataan sekaligus harapannya akan bangkitnya kembali kebersamaan persatuan ini, ungkapnya.
Dari Lembaga Adat Kerajaan Bajeng LAKB di hadiri langsung oleh Raja Bajeng ke XIX Drs Abd Kahar Pattola Daeng Siala Karaeng Loe Ri Bajeng II, menyampaikan kepada semua yang hadir bahwa Kerajaan Bajeng yang di didirikan oleh Syekh Abd Rachman I Baso Daeng Pabeta Karaeng Loe Ri Bajeng pada tahun 1500 M, adapun rangkaian sejarah yang melatarbelakangi adalah kejayaan Kerajaan Bajeng 1510-1530 M, wilayah yang begitu luas.
Adanya konspirasi terselubung antara I Manai Daeng Irate Galesong dan Karaeng Tumapa'risi Kallonna Raja Gowa ke IX untuk mendapatkan senjata pusaka kerajaan Bajeng I Bukle karena raja Gowa beranggapan bahwa selama I Bukle masih berada di tangan Karaeng Loe Ri Bajeng maka mustahil Kerajaan Bajeng bisa di kalahkan, akhirnya dengan tipu daya dan muslihat tersebut maka I Bukle pun berpindah ke tangan raja.
Pada tahun 1816 Kerajaan Gowa membentuk Kerajaan Polongbangkeng di atas wilayah Kerajaan Bajeng hal ini menyebabkan 9 Gallarrang ikut bergabung ke Kerajaan Polongbangkeng, untuk menghindari perpecahan dan menjaga keutuhan Kerajaan Bajeng maka Raja Bajeng ke XVI Kare Mambani mengumpulkan Keluarga bija pammakakanna untuk membuat pemerintahan di kampung-kampung yang kemudian di kenal dengan istilah Anrong Tau.
Adapun ketidak adilan kedzaliman kembali dilakukan oleh Raja Gowa I Kumala Daeng Parani Karaeng Lembang Parang yang memberhentikan I Mannindoro Daeng I Rate Raja Bajeng ke XVII dari Kare (Raja) menjadi Batang Banoa setingkat kepala desa, menghilangkan Istilah Karaeng di Bajeng diganti menjadi Daeng, tetapi catatan sejarah mencatat bahwa Timba Silana istana Balla Lompoa ri Bajeng adalah lima, inilah yang menandakan bahwa Kerajaan Bajeng adalah Kerajaan besar sama dengan Gowa dan Bone.
1 hal yang ikut di informasikan bahwa ketika I Makkulau Daeng Serang Karaeng Lembang Parang Raja Gowa ke XXXIV, sudah tidak mampu lagi untuk melawan Belanda maka Raja Gowa kemudian memanggil Tau Rewana Parapa I Tolok Daeng Magassing, kemudian a'kuta'nangi Sombaya antekamma pattujunta kana betamaki Balanda, spontan dijawab oleh I Tolok Daeng Magassing menjawab Inakke Teaja nakke najajah Balanda nakke Lappassamma Ammayuk Kale Kale Kabayao Sibatuja(Sinrilik I Tolok Daeng Magassing) ungkap Ahmad Baso Karaeng Tenreng.
Kemudian menjelang kemerdekaan Indonesia di dirikanlah satu laskar yang di beri nama Laskar Gerakan Pemuda Bajeng, dan ada peristiwa heroik yang terjadi pada tanggal 14 Agustus 1945 yakni pengibaran bendera merah putih bersanding dengan bendera jole-jolea di depan Balla Lompoa Ri Limbung, adapun bendera tersebut di ambil dari baju bodo merah dan kain putih kemudian yang menjahit bendera tersebut Adalah Jumalia Daeng Cowa Adik kandung Pattola Daeng Bali.
Adapun yang mengibarkan bendera merah putih adalah Pattola Daeng Bali dan jole-jolea Nuhung Daeng Bani, hal inilah yang menyebabkan Pattola Daeng Bali di panggil ke istana negara Jakarta oleh Presiden Soekarno setelah penyerahan kedaulatan oleh Belanda 1949, kemudian Pattola Daeng Bali di tawarkan oleh Presiden Soekarno apakah mau membentuk satu batalyon 721 ataukah menjadi kepala distrik... karena besarnya desakan dari rakyat Bajeng maka Pattola Daeng Bali memilih menjadi kepala distrik 1950-1955(sumber sejarah Sejarah Kerajaan Bajeng dan Gerakan Pemuda Bajeng).
Nampak terlihat dalam acara tersebut ikut di hadiri oleh :
1.Lembaga Adat Kerajaan Bajeng LAKB
2.Bija Mangkasara'
3.Laskar Patonro Sulawesi Selatan
4.Kiwal PAC Simbang
5.Kerukunan Keluarga Wija Arung Sulawesi Selatan (KKASS)
6.Keluarga Besar Ishak Manggabarani
7.Kakaraengan Marusu
8.Laskar Gowa Bersejarah
9.Lembaga Adat Batubassi
10.Lembaga Adat Samanggi
11.Toa' Oke' Family
"Sungguh telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah (Allah), karena itu berjalanlah kamu ke (segenap penjuru) bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)."
"Dan (kejayaan dan kehancuran) itu, kami pergilirkan di antara manusia (Agar mereka mendapat pelajaran)
QS Ali Imran 3 : 137 dan 140
Manna bukuja kutete
Manna cerak kulimbang
Antakle tonja
Punna sirik natappelak
I Tolok Daeng Magassing
@Ahmadtenreng
Tidak ada komentar