Jakarta,Teropongtimeindonesia.com - Riset obat dan makanan sangat penting untuk pengembangan suatu produk ke depan agar memiliki daya saing di pasar global. Untuk itu, Badan POM menggelar Dialog Nasional “Sinergi dalam Hilirisasi Riset Obat, Obat Tradisional, dan Pangan Untuk Percepatan Perizinan" di Jakarta, (10/12).
Kepala Badan POM RI, Penny K. Lukito menyampaikan saat ini terdapat produk hasil riset yang berhasil mendapat izin edar, yaitu Stem Cell produksi Pusat Pengembangan Penelitian Stem Cell Universitas Airlangga bersama PT. Phapros dan Albumin berasal dari ikan gabus yang dikembangkan Universitas Hasanuddin bersama PT Royal Medika.
Selain itu, terdapat produk biologi yang sedang dikembangkan yaitu enoxaparin bersumber domba, trastuzumab, dan sejumlah vaksin antara lain MR, Hepatitis B, Tifoid, Rotavirus, Polio. Sedangkan untuk produk fitofarmaka antara lain ekstrak seledri, binahong, daun kelor, daun gambir dan bajakah.
Dalam mewujudkan kemandirian produk darah dilakukan pengembangan industri fraksionasi plasma. Langkah awal penyediaan bahan baku plasma dengan pendampingan dan percepatan sertifikasi Cara Produksi Obat yang Baik (CPOB) Unit Transfusi Darah (UTD) Palang Merah Indonesia (PMI). Hingga saat ini telah tersertifikasi 13 UTD PMI dan 4 sertifikat CPOB.
Badan POM terus berupaya mendukung hilirisasi hasil penelitian dan pengembangan Obat dan Makanan, dengan pembentukan Satgas Percepatan Pengembangan dan Pemanfaatan Produk Fitofarmaka, serta Satgas Percepatan Pengembangan dan Pemanfaatan Produk Biologi yang melibatkan seluruh Kementerian /Lembaga terkait, akademisi, institusi penelitian, serta pelaku usaha.(Dy/Red)
Tidak ada komentar