UNHCR Berulang-ulang Berjanji Akan
Mengirim Pengungsi Yang Punya Masalah Kesehatan Kronis Tapi Janji Tidak Pernah Terbukti Untuk Pengungsi Rohingya.
Teropongtimeindonesia.online-Makassar- Seorang pengungsi asal
Rohingya Myammar Mohammed Enayatullah menderita suatu penyakit aneh pada
kakinya. Para dokter di Kota Makassar sudah angkat tangan tidak mampu untuk
mengobati penyakit yang di derita oleh Enayatullah.
Sejak tahun 2014 Enayatullah sudah
mulai berobat di RS Labuang Baji dan RS
Bhayangkara Makassar dengan keluhan nyeri yang berkepanjangan pada
kaki, setelah beberapa tahun berobat ternyata penyakitnya tak kunjung sembuh
juga, kemudian pada tahun 2018 Enayatullah kembali berobat ke RS Awal Bros
Makassar setelah beberapa bulan berobat tidak ada perubahan maka dokter merujuk
Enayatullah ke RS Wahidin Makassar. Di RS
Wahidin Enayatullah ditangani langsung oleh Prof. Ali Aspar, Setelah dalam
masa perawatan di RS Wahidin akhirnya dokter mengambil kesimpulan kalau
pembuluh drah di kaki Enayatullah mengalami kelainan dan in bisa berhungan
dengan Jantung atau anggota tubuh lainnya dan untuk penyakit seperti ini belum
bisa diobati di Indonesia hanya bisa di obati di luar negeri yang mempunyai
fasilitas medis yang canggih.
Atas temuan dari dokter di RS Wahidin
maka pada tanggal 2 Agustus 2018 Prof,
Ali Aspar merujuk ke Cardiovascular Center di Sydney, Australia. Suarat rujukan
dari RS Wahidin Makassar ini kemudian diserahkan kepada IOM (International
Organisation for Migration) yang khusus menangani masalah kesehatan pengungsi danke
UNHCR Makassar yang khusus menangani pengungsi untuk dikirim ke Negara Ketiga.
Sebagaimana janji UNHCR kepada
pengungsi bahwa setiap pengungsi yang sakit dan susah untuk diobati maka akan
segera dikirim ke Negara ketiga untuk penanganan lebih lanjut, namun rupanya
janji tersebut tidak berlaku bagi pengungsi asal Rohinya Karena walaupun sakit
parah tidak dapat diobati di Indonesia bahkan sudah ada rujukan dari dokter
tapi mereka tidak dikirim juga seperti yang terjadi pada Mohammed Enayatullah
bahkan ketua perwakilan IOM sendiri pernah bilang sudah layak di kirim ke negara ketiga
tapi ini urusan UNHCR, Nampak jelas adanya diskriminasi terhadap pengungsi Rohingya kalau pengungsi Negara
lain seperti dari Iran atau Afganistan walau sakit ringan maka dengan mudahnya
akan di kirim ke Negara ketiga. Padahal di kalangan pengugsi Rohingya
sedikitnya ada 11 orang yang mengalami sakit yang parah dan perlu penanganan di
Negara ketiga. Seperti saudara Jafar yang mengalami sakit di ginjal dan saluran
kencing serta kelainan pada hidung“ apakah UNHCR menginginkan kita mati
perlahan-lahan disini ?, demikian kalimat yang sering keluar dari para
pengungsi Rohingya disampaikan pada awak media.
Tidak ada komentar