Internasional nasional

Seorang Pengungsi Rohingya Mengalami Kelainan Pembuluh Darah, Dirujuk Untuk Pengobatan ke Australia Tapi UNHCR Tak Kunjung Mengirim ke Negara Ketiga

Agustus 08, 2020
0 Komentar
Beranda
Internasional
nasional
Seorang Pengungsi Rohingya Mengalami Kelainan Pembuluh Darah, Dirujuk Untuk Pengobatan ke Australia Tapi UNHCR Tak Kunjung Mengirim ke Negara Ketiga
UNHCR Berulang-ulang Berjanji Akan Mengirim Pengungsi Yang Punya Masalah Kesehatan Kronis Tapi Janji Tidak Pernah  Terbukti Untuk Pengungsi Rohingya.

Teropongtimeindonesia.online-Makassar- Seorang pengungsi asal Rohingya Myammar Mohammed Enayatullah menderita suatu penyakit aneh pada kakinya. Para dokter di Kota Makassar sudah angkat tangan tidak mampu untuk mengobati penyakit yang di derita oleh Enayatullah.


Sejak tahun 2014 Enayatullah sudah mulai berobat di RS Labuang Baji  dan RS Bhayangkara Makassar   dengan keluhan nyeri yang berkepanjangan pada kaki, setelah beberapa tahun berobat ternyata penyakitnya tak kunjung sembuh juga, kemudian pada tahun 2018 Enayatullah kembali berobat ke RS Awal Bros Makassar setelah beberapa bulan berobat tidak ada perubahan maka dokter merujuk Enayatullah ke RS Wahidin Makassar. Di RS  Wahidin Enayatullah ditangani langsung oleh Prof. Ali Aspar, Setelah dalam masa perawatan di RS Wahidin akhirnya dokter mengambil kesimpulan kalau pembuluh drah di kaki Enayatullah mengalami kelainan dan in bisa berhungan dengan Jantung atau anggota tubuh lainnya dan untuk penyakit seperti ini belum bisa diobati di Indonesia hanya bisa di obati di luar negeri yang mempunyai fasilitas medis yang canggih.

Atas temuan dari dokter di RS Wahidin maka pada tanggal 2 Agustus 2018  Prof, Ali Aspar merujuk ke Cardiovascular Center di Sydney, Australia. Suarat rujukan dari RS Wahidin Makassar ini kemudian diserahkan kepada IOM (International Organisation for Migration) yang khusus menangani masalah kesehatan pengungsi danke UNHCR Makassar yang khusus menangani pengungsi untuk dikirim ke Negara Ketiga.

Sebagaimana janji UNHCR kepada pengungsi bahwa setiap pengungsi yang sakit dan susah untuk diobati maka akan segera dikirim ke Negara ketiga untuk penanganan lebih lanjut, namun rupanya janji tersebut tidak berlaku bagi pengungsi asal Rohinya Karena walaupun sakit parah tidak dapat diobati di Indonesia bahkan sudah ada rujukan dari dokter tapi mereka tidak dikirim juga seperti yang terjadi pada Mohammed Enayatullah bahkan ketua perwakilan IOM sendiri  pernah bilang sudah layak di kirim ke negara ketiga tapi ini urusan UNHCR, Nampak jelas adanya diskriminasi  terhadap pengungsi Rohingya kalau pengungsi Negara lain seperti dari Iran atau Afganistan walau sakit ringan maka dengan mudahnya akan di kirim ke Negara ketiga. Padahal di kalangan pengugsi Rohingya sedikitnya ada 11 orang yang mengalami sakit yang parah dan perlu penanganan di Negara ketiga. Seperti saudara Jafar yang mengalami sakit di ginjal dan saluran kencing serta kelainan pada hidung“ apakah UNHCR menginginkan kita mati perlahan-lahan disini ?, demikian kalimat yang sering keluar dari para pengungsi Rohingya disampaikan pada awak media.   

Tidak ada komentar