Teropongtimeindonesia -Jakarta Timur -Menjelang Hari Raya Idulfitri 1443 H, Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan didampingi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Satgas Pangan DKI Jakarta meninjau ketersediaan stok pangan di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, pada Rabu (27/4).
Berdasarkan data Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta,
jumlah komoditas pangan strategis, seperti beras, daging sapi/kerbau, daging
ayam, telur ayam, cabe keriting, cabe rawit merah, bawang putih, bawang merah,
gula pasir dan minyak goreng, dalam kondisi cukup dan aman.
“Barusan tadi meninjau ketersediaan pangan menjelang lebaran di Pasar Induk
Kramat Jati. Hasil peninjauan kali ini terbukti bahwa kondisi
ketersediaan komoditas pangan di Jakarta tercukupi. Ada penurunan harga juga
untuk beberapa komoditas. Jadi, masyarakat tidak perlu khawatir, kondisi pangan
di Jakarta aman 5 hari menjelang Hari Raya Idulfitri,” ujar Gubernur Anies.
Adapun penurunan harga pangan terjadi pada komoditas cabe merah keriting
(12,96%), cabe merah TW (1,03%), cabe rawit merah (27,77%) dan bawang merah
(0,90%). Selain itu, harga terpantau stabil untuk komoditas beras, daging sapi,
telur ayam, gula pasir dan LPG 3 kg.
Lebih lanjut, Gubernur Anies menjelaskan sejumlah upaya Pemprov DKI Jakarta
dalam menjaga kestabilan ketersediaan dan harga pangan di Ibu Kota. Pertama,
pendistribusian pangan subsidi untuk masyarakat tertentu. Bahan pangan yang
didistribusikan adalah beras 5 kg, daging sapi 1 kg, daging ayam 1 kg, susu UHT
24 kotak, ikan kembung 1 kg, telur setara 1 kg, dengan harga beli
masyarakat Rp. 126.000, dengan jumlah penerima manfaat:
- Buruh : 49.234 orang,
- Guru honorer : 33.659 orang,
- Kader PKK : 15.215 orang,
- Lansia : 107.573 orang,
- PHL / PPSU : 51.436 orang,
- KJP : 816.690 orang,
- Disabilitas : 14.459 orang,
- Penghuni Rusun : 31.000 orang,
- KAJ : 10.993 orang.
Kedua, melakui kerja sama dengan BUMN, antara lain PT PPI untuk menyalurkan
minyak goreng curah sebanyak 192.000 liter dengan harga sesuai HET (Rp.
14.000,- per liter) bagi pedagang dan pelaku usaha kecil di 12 lokasi pasar
tradisional lingkup Perumda Pasar Jaya (Pasar Enjo, Pasar Tomang Barat, Pasar
Tanah Abang, Pasar Grogol, Pasar Palmeriam, Pasar Rawamangun, Pasar Ciplak,
Pasar Cibubur, Pasar Tebet, Pasar Pos Pongumben, Pasar Kelapa Gading, Pasar
Santa) dan dengan BULOG Divre Jakarta Banten untuk penyediaan daging kerbau
beku sebagai alternatif lain dari daging sapi.
Ketiga, memastikan ketersediaan pangan melalui optimalisasi BUMD dengan
melakukan kerja sama antardaerah yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta melalui
BUMD Pangan (PT Food Station Tjipinang Jaya, Perumda Dharma Jaya dan Perumda
Pasar Jaya).
Keempat, optimasiliasi titik distribusi pangan yang dikelola Perumda Pasar Jaya
di 5 kota dan 1 kabupaten. Kelima, melaksanakan kegiatan bazar pangan di
tingkat kelurahan, kecamatan dan walikota.
Keenam, bekerja sama dengan Polda Metro Jaya terkait kegiatan pengawasan
penyediaan serta pendistribusian pangan serta penegakan hukum terkait
pelangggaran yang terjadi. Selain itu, ketujuh, berkoordinasi bersama
Pemerintah Pusat terkait kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan ketersediaan
pasokan serta kestabilan harga, terutama saat menjelang Idulfitri 2022.
Untuk diketahui, masyarakat dapat memantau harga pangan setiap hari melalui:
- Info Pangan Jakarta (IPJ) atau fitur JakPangan di aplikasi JAKI. Info Pangan
Jakarta memberikan informasi perkembangan harga pangan harian terhadap 37
komoditas dari 48 lokasi pasar.
- Website PT Food Station (www.foodstation.id) yang memberikan informasi
tentang perkembangan harga beras dan stok di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC).
Perkembangan Inflasi Jakarta
Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jakarta terpantau melonjak seiring naiknya harga
beberapa komoditas barang dan jasa. Kenaikan harga gas, emas, dan cabai merah
mendorong inflasi di Jakarta pada level yang cukup tinggi yaitu 0,44%. Berbagai
faktor yang mendorong inflasi antara lain, kenaikan harga gas LPG 12 kg yang
menyesuaikan perkembangan harga minyak dan gas dunia, ketidakpastian ekonomi global
mendorong harga emas berfluktuasi, keterbatasan pasokan cabai merah, dan
meningkatnya konsumsi menjelang bulan Ramadan.
Namun, jika dilihat perbandingan inflasi Jakarta-Indonesia, pada bulan Maret
2022 (mtm), inflasi Jakarta sebesar 0,44% sedangkan Indonesia 0,66%. Untuk
inflasi tahun kalender Januari 2022 - Maret 2022 (ytd), inflasi Jakarta sebesar
0,85% sedangkan Indonesia 1,20%. Sementara itu, untuk inflasi tahun ke tahun
Maret 2021 - Maret 2022 (yoy), inflasi Jakarta sebesar 2,00% sedangkan Indonesia
2,64%.
Inflasi Jakarta pada tahun 2022 diprakirakan lebih tinggi dari tahun 2021,
seiring membaiknya kondisi permintaan yang didorong aktivitas ekonomi yang
lebih tinggi. Kendati demikian, inflasi diperkirakan tetap berada pada kisaran
target sasaran inflasi yang telah ditetapkan yaitu 3% plus minus 1%.
Edwin Asmara
Tidak ada komentar