Duka yang mendalam bagi Srikayati (59) dan ketiga anaknya warga Desa Kedungrejo, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.
Asmuri (69), suami Srikayati, mengembuskan napas terakhir setelah sempat menjalani perawatan selama belasan hari di RS Panti Rahayu Yakkum, Purwodadi.
"Perawatnya galak-galak. Kami terus saja diusir diminta untuk pergi. Kalau lama-lama katanya akan ketularan penyakit. Apa karena kami orang tak punya? Saya jengkel kalau ingat itu, padahal suami saya masih sakit dengan banyak selang di tubuhnya," tangis Srikayati. Tak tahan diperlakukan seperti itu, sambung Srikayati, keluarga akhirnya dengan sangat terpaksa membawa pulang Asmuri untuk dirawat secara mandiri di rumah. Mereka mengaku sakit hati dan kecewa dengan pelayanan RS Yakkum.
M Toha (36), putra kedua Asmuri mengatakan, sebelum hengkang dari RS Yakkum, keluarganya diminta untuk melunasi terlebih dulu biaya puluhan juta rupiah selama penanganan dan perawatan Asmuri. Tagihan itupun akhirnya bisa terbayarkan setelah meminjam uang kerabatnya. Keluarga pun menyadari biaya membengkak lantaran Asmuri tak terdaftar sebagai pasien BPJS Kesehatan. Hanya saja, mereka tak habis pikir mengapa proses pemulangan Asmuri tidak difasilitasi ambulans.
"Kami utang saudara untuk bayar biaya rumah sakit sekitar Rp 42 juta. Parahnya, kami minta diantar ambulans tapi katanya tidak ada. Padahal kami lihat jelas ada beberapa ambulans di sana. Akhirnya minta bantuan saudara diantar mobil pribadi karena bapak masih sakit dan tidak bisa berjalan," tangis Toha pekerja serabutan ini.
Dalam postingan itu bernarasikan : Miris !!! RS YK Purwodadi diduga pulangkan pasien yang masih butuh perawatan. Terlihat Asmuri yang terbaring didorong keluar menggunakan brankar/stretcher.
(Tim/Red)
Tidak ada komentar