Teropongtimeindonesia-Pekanbaru— Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Riau terus mendorong pemahaman keuangan yang lebih baik, kali ini menyasar para Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Siak.
Dalam kegiatan edukasi literasi keuangan yang digelar di Kantor Bupati Siak pada Rabu (9/7/2025), OJK menekankan pentingnya ASN memahami cara mengelola keuangan dengan bijak, sekaligus mengenali risiko produk keuangan agar terhindar dari jerat investasi ilegal dan pinjaman online abal-abal.
Deputi Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan OJK Riau, Elvira Azwan, mengatakan kegiatan ini punya peran penting agar para ASN bisa memanfaatkan produk dan layanan keuangan yang legal, aman, dan sesuai kebutuhan.
"Kami berharap Bapak/Ibu ASN bisa makin cerdas dalam mengatur keuangan pribadi, memanfaatkan layanan keuangan yang benar, serta lebih waspada agar tidak terjebak penawaran yang merugikan," ujar Elvira.
Elvira juga memaparkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025 yang menunjukkan tingkat literasi keuangan nasional sudah meningkat menjadi 66,46 persen, naik dari 65,43 persen pada 2024. Namun, tingkat inklusi keuangan tercatat lebih tinggi, mencapai 80,51 persen.
"Artinya, masih banyak masyarakat yang sudah menggunakan layanan keuangan, tapi belum benar-benar paham cara kerja, manfaat, dan risikonya," katanya.
Wakil Bupati Siak, Syamsurizal, turut menyambut baik inisiatif OJK ini. Ia menyebut edukasi literasi keuangan sangat penting agar ASN lebih bijak dalam menabung dan mengakses layanan keuangan yang aman.
"Kami mendukung penuh program literasi ini agar ASN makin paham pentingnya memiliki perencanaan keuangan yang sehat. Ini harus kita dorong terus secara masif dan berkelanjutan," ujar Syamsurizal.
Sebagai bagian dari upaya meningkatkan inklusi keuangan, Kabupaten Siak juga menargetkan 80 persen pelajar memiliki rekening tabungan melalui Program KEJAR (Satu Rekening Satu Pelajar) di tahun 2025.
Dalam kegiatan tersebut, peserta mendapatkan materi seputar pengelolaan keuangan pribadi, perlindungan konsumen di sektor jasa keuangan, serta tips menghindari investasi dan pinjaman online ilegal.
OJK berharap, melalui edukasi semacam ini, ekosistem keuangan yang inklusif dan aman bisa terbentuk, serta mendukung terciptanya masyarakat yang lebih mandiri secara finansial.
Tidak ada komentar