Teropongtimeindonesia Singkawang // Kalimantan Barat // Jum'at 24 Oktober 2025 ~ Muara Sungai Kuala Singkawang semakin Dangkal menyulitkan Motor Air ( Kapal Penangkap ikan ) untuk masuk ke jalur sungai, kapal barang / kargo beberapa kali kandas di muara sungai di tambah lagi tidak adanya tanda masuk muara.
Kemana kami harus mengadu?
kemana Peran Pemerintah.,baik itu yang berada di Pusat maupun Pemerintah Daerah,kemana Dinas Perikanan dan Dinas Kelautan,Muara Sungai yang menjadi Titik Vital Keluar masuknya Kapal tidak memiliki Tanda,baik itu Tanda Jalur Muara ataupun Mercu Suar., Keluh Pemilik Kapal Barang dan Motor Air Kapal Penangkap ikan.
Tanda jalur masuk kapal di muara yang biasa disebut Tanda lateral atau pelampung lateral. Tanda ini merupakan bagian dari Sistem Pelampungan Maritim yang diatur oleh Asosiasi Internasional Otoritas Bantuan Navigasi Laut (IALA).
Ada dua jenis tanda lateral yang menandai sisi jalur pelayaran yang aman di muara:
Tanda lateral kanan: Berbentuk kerucut atau tiang berwarna hijau. Tanda ini ditempatkan di sisi kanan alur pelayaran jika kapal bergerak menuju pelabuhan atau hulu sungai.
Tanda lateral kiri: Berbentuk silinder atau kotak berwarna merah. Tanda ini ditempatkan di sisi kiri alur pelayaran jika kapal bergerak menuju pelabuhan atau hulu sungai.
Selain tanda lateral, ada juga beberapa tanda lain di sekitar muara yang membantu navigasi:
Pelampung perairan aman (Safe Water Marks): Pelampung bergaris vertikal merah dan putih yang menandakan air di sekitarnya dalam dan aman untuk dilayari.
Pelampung bahaya terisolasi (Isolated Danger Marks): Pelampung berwarna hitam dengan garis merah di tengahnya dan dua bola hitam di puncaknya, yang menandakan bahaya di sekitarnya.
Lampu Suar Di muara Kuala Singkawang juga sudah tidak berfungsi lagi, akibatnya para pelaut kesulitan untuk menentukan arah pada saat malam hari, sebagian kapal kargo dan kapal penangkap ikan hanya mengandalkan Lampu Suar Tower Gunung Sari dan lebih memilih hari mulai terang dan air pasang untuk memasuki muara sungai Kuala.
Sungai Kuala Singkawang Juga semakin sempit dan dangkal, perlu Dilakukan Normalisasi serta pelebaran sungai, Selain pepohonan seperti Pohon api-api, manggrove dan Nipah yang membuat sungai semakin sempit,ada juga bangkai kapal nelayan yang tenggelam dan rusak berat berada di sisi sungai kuala.
Dari pantauan di lapangan,mulai dari muara sungai sampai Pelabuhan kapal / Dermaga Tempat Pelelangan Ikan ( TPI ) jembatan Jln Pelangi kelurahan Kuala kecamatan Singkawang Barat Sungainya Dangkal dan Sempit,pohon nipah dan bangkai kapal saja sampai menjorok hingga pertengahan sungai di sekitaran Dermaga / pelabuhan TPI ( Tempat Pelelangan Ikan ) itu bisa di lihat dari jembatan jalan Pelangi, ditambah Lagi Motor Air / Kapal Penangkap Ikan yang Bersandar dibeberapa Dermaga,baik itu pribadi dan Milik Pengusaha Penampungan Ikan ( Juragan Kapal ) tidak ditata dengan rapi, berjejer Tiga sampai Empat Motor Air yang berukuran Besar.
Penuturan dari salah satu pemilik Kapal Kargo antar Pulau, kami kerap kesulitan untuk melintas dikarenakan kapal atau motor air yang memenuhi sungai,tidak jarang kapal kami melanggar Dahan pohon yang mengakibatkan kerusakan pada kapal, pernah juga kapal kita kandas di sungai diakibatkan menghinadri kapal yang bersandar di dermaga yang berjejer memenuhi sungai, sudahlah sungainya dangkal dan sempit kapal - kapal itu juga tidak memikirkan kapal atau motor air yang akan lewat., Ujar Pemilik Kapal.
Kita juga pernah melaporkan hal ini kepada pihak terkait dan juga pemerintah, tetapi hingga sekarang tidak ada solusinya.
Normalisasi sungai muara sangat penting untuk mengatasi berbagai masalah lingkungan dan ekonomi yang timbul akibat sedimentasi, pendangkalan, dan penyempitan alur sungai.
Mengapa normalisasi sungai muara sangat penting?
Pengendalian banjir,
Mengembalikan fungsi penampung. Normalisasi mengembalikan fungsi sungai sebagai penampung air dengan cara mengeruk sedimen dan endapan lumpur agar sungai menjadi lebih dalam.
Melancarkan aliran air. Pengerukan sedimen akan membuat aliran air lebih lancar, terutama saat musim hujan, sehingga mengurangi risiko luapan air ke pemukiman warga.
Meningkatkan kapasitas sungai.
Normalisasi dilakukan dengan memperbesar dimensi penampang melintang sungai di bagian yang sering meluap, sehingga sungai dapat menampung volume air yang lebih besar.
Menjaga kelancaran aktivitas nelayan. Normalisasi muara sungai mencegah pendangkalan yang sering menghambat kapal nelayan untuk berlayar dan menangkap ikan. Hal ini mendukung keberlanjutan sektor perikanan di wilayah pesisir.
Menjaga fungsi sosial dan ekonomi. Di beberapa kota, normalisasi sungai dilakukan untuk mengembalikan fungsi ekonomi dan sosial sungai bagi masyarakat, termasuk untuk transportasi. Melindungi lingkungan ekosistem,Memulihkan ekosistem muara.
Normalisasi adalah langkah penting untuk mengembalikan fungsi ekosistem muara yang telah rusak akibat sedimentasi dan pencemaran.
Menyediakan habitat bagi biota air. Muara sungai yang sehat berfungsi sebagai daerah asuhan ( nursery ground ) dan tempat mencari makan ( feeding ground ) bagi berbagai jenis ikan, udang, dan biota laut.
Mencegah abrasi pantai. Ekosistem muara dan sekitarnya, seperti hutan bakau, juga berfungsi melindungi garis pantai dari abrasi.
Menyerap polutan. Ekosistem muara yang sehat dapat menyerap karbon dan menyaring polutan dari daratan, yang penting untuk menjaga kualitas air.
(Feri/Tim Red)



Tidak ada komentar