aceh Berita Nasional lingkungan Pemerintahan Peristiwa Sorotan

Perkembangan Situasi dan Penanganan Bencana di 9 Kabupaten/Kota Provinsi Aceh, 1.497 Jiwa Mengungsi

November 27, 2025
0 Komentar
Beranda
aceh
Berita Nasional
lingkungan
Pemerintahan
Peristiwa
Sorotan
Perkembangan Situasi dan Penanganan Bencana di 9 Kabupaten/Kota Provinsi Aceh, 1.497 Jiwa Mengungsi

Teropongtimeindonesia-Banda Aceh-, 26 November 2025 – Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) melaporkan kondisi banjir di 9 Kabupaten/Kota (Bireuen, Lhoseumawe, Aceh Timur, Langsa, Bener Meriah, Gayo Lues, Aceh Singkil, Aceh Utara dan Aceh Selatan) Di Provinsi Aceh. Selama periode 18 November 2025 pukul 07.00 WIB hingga 26 November 2025 pukul 12.00 WIB terdampak pada rumah milik 14.235 KK/46.893 Jiwa dan 455 KK/1.497 Jiwa mengungsi.

Sebagian besar kejadian masih dipicu oleh curah hujan tinggi, angin kencang, dan kondisi geologi labil yang berdampak pada banjir, tanah bergerak, serta tanah longsor.

Hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi yang mengguyur wilayah Kabupaten Bireuen pada Minggu siang (23/11/2025) mengakibatkan terjadinya banjir luapan di beberapa kecamatan. Menurut laporan Pusdalops BPBD Kabupaten Bireuen, banjir tersebut bermula sekitar pukul 02.00 WIB ketika hujan mulai turun dengan intensitas cukup tinggi di wilayah Bireuen dan sekitarnya. Air hujan yang mengalir ke saluran drainase tidak dapat tertampung dengan baik. Akibatnya, air meluap ke area sekitar. Banjir menyebabkan 7 Kecamatan tergenang seperti Kecamatan Gandapura (60 KK), Kecamatan Jangka (439 KK/1.382 Jiwa), Kecamatan Juli (38 KK/143 Jiwa), Kecamatan Kuta Blang (1 KK/2 Jiwa), Kecamatan Makmur (38 KK/145 Jiwa), Kecamatan Peudada (19 KK/60 Jiwa) dan Kecamatan Peusangan (361 KK/540 Jiwa). Kondisi terakhir air belum surut.

Sementara itu di Kota Lhokseumawe telah terjadi banjir dan longsor pada Rabu, 26 November 2025 pukul 08.40 WIB. Akibat hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang yang berlangsung terus-menerus mulai dari tanggal 20-26 November 2025 (saat ini), menyebabkan genangan, banjir dan tanah longsor. Banjir dan lonsor terjadi di 4 (empat) Kecamatan seperti, Kecamatan Banda Sakti, Kecamatan Blang Mangat, Kecamatan Muara Dua (100 KK) dan Kecamatan Muara Satu.

Cuaca ekstrem yang terjadi di Kabupaten Aceh Timur pada Sabtu, 22 November 2025, kembali mengakibatkan banjir dan angin kencang di sejumlah Desa. Hujan dengan intensitas tinggi hingga lebat disertai angin kencang melanda wilayah Kabupaten Aceh Timur Debit air yang tinggi dan durasi hujan yang cukup lama menyebabkan saluran drainase di beberapa titik tidak mampu menampung luapan air. Hujan dan longsor terjadi di Kec. Banda Alam (1 KK/3 Jiwa), Kec. Birem Bayeun (5 KK/14 Jiwa), Kec. Darul Ihsan (1 KK/1 Jiwa), Kec. Idi Timur (65 KK/ 260 Jiwa) Kec. Indra Makmur(134 KK/536 Jiwa), Kec. Julok (858 KK/2.564 Jiwa), Kec. Madat (3.194 KK/12.392 Jiwa) Kec. Nurussalam (355 KK/1.253 Jiwa), Kec. Pante Bidari (130 KK/588 Jiwa), Kec. Ranto Peureulak (23 KK/92 Jiwa) dan Kec. Simpang Ulim (124 KK/508 Jiwa). Info terakhir air masih belum surut.

Berdasarkan laporan Pusdalops BPBA, Banjir terjadi akibat hujan dengan instesitas tinggi selama 3 (tiga) hari terakhir di Kota Langsa menyebabkan banjir genangan. Banjir genangan tersebut merupakan air kiriman dari lahan perkebunan kelapa sawit PTPN 1 Langsa. Dampak material dari musibah ini terendamnya 110 (setatus sepuluh) unit rumah di Desa Paya Bujok Seulemak. Ketinggian air di beberapa titik dilaporkan mencapai 20 -40 cm dan air masih belum surut. Info terakhir banjir dan Longsor terjadi di beberapa kecamatan seperti Kec. Langsa Barat, Kec. Langsa Barat (150 KK/420 Jiwa), Kec. Langsa Kota, Kec. Langsa Lama dan Kec. Langsa Timur.

Di Bener Meriah, akibat hujan deras dengan intensitas tinggi yang terus-menerus mengguyur wilayah Bener Meriah  menyebabkan terjadinya longsor sekira pukul 16.30 WIB di Desa Pantai Kemuning, Kecamatan Timang Gajah, Kabupaten Bener Meriah, Rabu (19/11). Banjir mengenangi 10 Kecamatan seperti di Kec. Bandar, Kec. Bener Kelipah, Kec. Bukit, Kec. Gajah Putih, Kec. Mesidah, Kec. Permata, Kec. Pintu Rime Gayo, Kec. Syiah Utama, Kec. Timang Gajah dan Kec. Wih Pesam.

Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) melaporkan telah terjadi banjir di Kabupaten Gayo Lues pada hari Selasa (18/11). Banjir setidaknya membuat 11 (sebelas) Kecamatan terdampak banjir seperti di Kec. Blang Jeurago, Kec. Blang Keujeren, Kec. Blang Pegayon, Kec. Dabun Gelang, Kec. Kuta Panjang, Kec. Pantan Cuaca, Kec. Pining, Kec. Putri Beutung, Kec. Rikit Gaib, Kec. Teuragon dan Kec. Tripe Jaya. Informasi terakhir dari Pusdalops BPBA banjir masih belum surut.

Intesitas hujan yang tinggi di Kabupaten Aceh Singkil, mengakibatkan meluapnya Sungai Lae Cinedang. Banjir merendam beberapa kecamatan seperti, Kec. Danau Paris, Kec. Gunung Meriah (201 KK/766 Jiwa), Kec. Kota Baharu (41 KK/ 170 Jiwa), Kec. Kuala Baru , Kec. Pulau Banyak, Kec. Pulau Banyak Barat, Kec. Simpang Kanan (230 KK/1.024 Jiwa), Kec. Singkil 5.463 KK/19.636 Jiwa), Kec. Singkil Utara ( 83 KK/321 Jiwa), Kec. Singkohor, Kec. Suro(91 KK/ 405 Jiwa). Info dari Pusdalops terikini air belum surut  dan ketinggian air ±50-80 cm serta kembali terjadi banjir di beberapa daerah.

Kondisi terkini banjir juga terajdi di Aceh Utara. Hujan yang terus terjadi dalam beberapa hari terakhir menyebabkan erosi tebig sungai dan banjir setinggi air ±30-50 cm di beberapa Kecamatan seperti, Kec. Baktiya (1.156 KK/2.335 Jiwa), Kec. Baktiya Barat, Kec. Banda Baru, Kec. Cot Girek, Kec. Dewantara, Kec. Sawang, Kec. Geureudong Pase, Kec. Kuta Makmur, Kec. Langkahan, Kec. Lapang, Kec. Lhoksukon, Kec. Matangkuli, Kec. Meurah Mulia (24 KK), Kec. Muara Batu (59 KK), Kec. Nibong, Kec. Nisam, Kec. Nsiam Antara, Kec. Paya Bakong, Kec. Pirak Timu, Kec. Samudera, Kec. Seunuddon (566 KK/725 Jiwa), Kec. Simpang Keuramat, Kec. Syamtalira Aron, Kec. Syamtalira Bayu, Kec. Tanah Jambo Aye (219 KK/494 Jiwa), Kec. Tanah Luas dan Kec. Tanah Pasir.                                          

Rumah dan lahan kebun warga terendam banjir yang terjadi wilayah Kabupaten Aceh Selatan pada Sabtu 22 November 2025. Petugas jaga Pusdalops PB BPBD Aceh Selatan menerima laporan dari masyarakat terkait naiknya debit yang kemudian meluap dan menggenangi wilayah permukiman dan lahan warga. Kondisi terakhir air telah berangsur surut.

Sebanyak Sembilan kabupaten/kota di Aceh kini ditetapkan sebagai daerah berstatus darurat bencana hidrometeorologi atau bencana banjir. Plt Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), Fadmi Ridwan mengatakan, penetapan status tersebut dikeluarkan oleh masing-masing kepala daerah berdasarkan kondisi terkini yang melanda wilayah setempat. "Kabupaten yang telah menetapkan status darurat bencana hidrometeorologi yaitu Aceh Besar, Pidie, Aceh Utara, Singkil, Aceh Barat Daya (Abdya), Aceh Tengah, Aceh Tenggara, dan Aceh Barat,"kataFadmi.

Sementara itu, menindaklanjuti surat Menteri Dalam Negeri(Mendagri) Nomor 300.2.8/9333/SJ tanggal 18 November 2025, Bupati dan Wali Kota seluruh Aceh telah diinstruksikan untuk siap siaga potensi bencana hidrometeorologi.

Tindakan yang harus dilakukan Pemerintah:

1.    Aktifkan posko siaga darurat BPBD

2.    Lakukan evakuasi masyarakat

3.    Siapkan Logistik darurat

4.    Aktifkan layanan  kesehatan darurat

5.    Pantau data cuaca dan debit air Sungai

6.    Koordinasi dengan Lembaga terkait

7.    Lakukan kaji cepat di daerah yang terdampak dan tetapkan status tanggap darurat

Tindakan yang harus dilakukan Masyarakat:

1.    Segera evakuasi diri ke tempat yang lebih tinggi

2.    Matikan listrik, gas dan kompor sebelum evakuasi

Selain itu, pemerintah daerah juga diminta untuk segera melakukan pertolongan cepat, pendataan jumlah korban, dan kerugian serta pemenuhan kebutuhan dasar korban terdampak bencana sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang berlaku.

BPBA terus melakukan koordinasi dengan BPBD di berbagai wilayah serta memastikan langkah-langkah penanganan darurat berjalan optimal. BPBA mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi banjir, tanah bergerak, dan longsor, terutama pada wilayah dengan curah hujan tinggi.

Mitigasi sederhana seperti membersihkan saluran air, menjauhi lereng saat hujan, serta memantau informasi dari BMKG dan BPBD setempat menjadi langkah penting dalam mengurangi risiko bencana.

Tidak ada komentar