Jatim,Teropongtimeindonesia.online - 12/06/2020.ebijakan sistem penerimaan siswa baru berbasis zonasi lagi akan dimulai pada PPDB Tahun 2020-2021. Untuk menghindari ketidakpahaman dari orang tua dan siswa dari kelas menengah ke atas yang sebelumnya diuntungkan oleh sistem penerimaan berdasarkan prestasi.
Melihat permasalahan dari Tahun Ajaran 2019-2020 banyak para orang tua merasa bahwa sistem zonasi ini justru menyulitkan mereka dalam mendaftarkan anaknya ke sekolah.
Mereka merasa lebih nyaman dengan sistem lama yang menggunakan prestasi anak pada jenjang sebelumnya sebagai variabel seleksi.
Sehubungan Hal tersebut menurut mbak Megawati ( Ketua PRORAKYAT BERSATU ) bergerak cepat untuk segera mendapat informasi dan sosialisasi program PPDB tersebut ke Dinas Pendidikan Provinsi Jatim dan langsung ditemui oleh Bp. Alvian di UPT Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (10/06/2020) sesuai saran yang disampaikan oleh kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Bp. Dr. Ir Wahid Wahyudi, MT.
Sistem zonasi untuk mendaftar ke sekolah pilihan menjadi salah satu perdebatan saat ini, krn sistem zonasi adalah dengan mempertimbangkan jarak rumah ke sekolah sendiri menjadi salah satu syarat yang harus diberikan saat mendaftar sekolah. Hal inilah yang menjadi polemik dan kekhawatiran para orang tua yang ingin mendaftarkan sekolah anaknya. Terungkap seperti penuturan wati ( orang tua murid ) yang akan menyekolahkan anaknya ke jenjang SMA, karena lokasi rumahnya agak jauh dengan lokasi yang akan dipilih sesuai zonasi. Ada juga permasalahan senada dari Bp. Taufik ( orang tua siswa ) menanyakan waktu dia mendaftarkan anaknya lewat aplikasi selalu gagal terus.
Belajar dari pengalaman sebelumnya, sistem PPDB tahun Ajaran 2020-2021 dengan Tema Semangat Kemerdekaan -Zonasi, Ibu Gubernur Khofifah Indar Parawansa telah membuat improvment sistem PPDB Tahun Ajaran 2020 - 2021 kali ini, karena aplikasinya lebih user friendly dan Zonasi ini sifatnya bisa lebih terbuka, karena pendaftar dari luar kota bisa mendaftar sekolah SMA - SMK di surabaya, ujar Bp. Alvian ( UPT Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan ) kepada awak media.
Khusus untuk Bu Megawati (FORDIVA) dan mewakili untuk anak difabel, menanyakan “Apakah mereka dapat perlakuan yang sama, untuk pendaftaran?” Pak Alvian menjawab semua akan mendapat perlakuan yang sama. Bagaimana dengan anak yang tidak mampu? Berdasarkan keterangan dari Pak Alvian, nantinya setiap kelas akan di isi oleh 15 anak dari 100 siswa. Oleh sebab itu bagi anak yang tidak mampu dapat mengajukan Surat Keterangan Tidak Mampu yang di dapatkan dari RT/RW dan Kelurahan setempat. Khusus tahun ini, sudah tidak lagi rekom seperti tahun lalu, dengan adanya sistim online kemungkinan kemungkinan kecil bisa di atasi.
Sekedar informasi pendaftaran akan di tutup pukul 00 dini hari. Pasti semua masyarakat tanpa terkecuali, berhak mendapatkan Pendidikan yang layak. Selain itu Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur memiliki tujuan untuk mencerdaskan para siswa. Bagi yang merasa telepon selulernya tidak mempunyai sinyal silakan mendekat ke sekolah karena Dinas Pendidikan Provinsi Jatim memperluas setiap jaringan yang berada di tiap-tiap Kabupaten, pungkas alvian mengakhiri komunikasinya.(M)
Tidak ada komentar