menurut keterangan istri almarhum yang berada di sana. Sekarang jenazahnya
sedang diurus kedutaan," kata Ketua Komisi Penelitian, Pendataan, dan
Ratifikasi Dewan Pers, Ninik Rahayu.
Sebelumnya, pihak KBRI telah menjenguk Azyumardi yang sedang dirawat. Pihak
KBRI Kuala Lumpur sempat berupaya merujuk cendekiawan muslim itu ke RS di ibu
kota Malaysia, Kuala Lumpur.
Azyumardi Azra, yang lebih akrab dipanggil Prof Azra, terpilih sebagai anggota
Dewan Pers 2022 – 2025 dari unsur tokoh masyarakat. Ia kemudian didapuk menjadi
Ketua Dewan Pers pada periode ini. Karir pendidikan tingginya ia awali di
Fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta pada tahun 1982. Setelah memperoleh beasiswa
Fullbright.
Prof Azra meraih
gelar Master of Art (MA) pada Departemen Bahasa dan Budaya Timur Tengah,
Columbia University pada 1988. Ia juga mendapatkan beasiswa Columbia President
Fellowship dari kampus yang sama, tetapi kali ini Azyumardi pindah ke
Departemen Sejarah, dan meraih gelar MA keduanya pada 1989. Pada 1992, ia
menambah gelar Master of Philosophy (MPhil) dari Departemen Sejarah, Columbia
University tahun 1990, dan Doctor of Philosophy Degree dengan disertasi
berjudul "The Transmission of Islamic Reformism to Indonesia: Network of
Middle Eastern and Malay-Indonesian ‘Ulama in the Seventeenth and Eighteenth
Centuries.".
Kembali ke
Jakarta, pada tahun 1993 Azyumardi mendirikan sekaligus menjadi Pemimpin
Redaksi Studia Islamika, sebuah jurnal Indonesia untuk studi Islam. Sebelumnya,
ia pernah menjadi wartawan Panji Masyarakat (1979 - 1985). Pada tahun 1994 –
1995.
Redaksi
Tidak ada komentar