Beranda
Berita Nasional
Hukrim
Jakarta
Kepolisian
Peristiwa
Terkuak! Ini Sosok Penelepon AKBP Buddy Sebelum Tewas di Rel Kereta Api
Teropongtimeindonesia
-Jakarta-Kematian Kasat Narkoba Polres Jakarta Timur, AKBP Buddy Alfrits Towoliu mulai terkuak.

Setelah sebelumnya pihak keluarga AKBP Buddy Towoliu menyebut bahwa sebelum meninggal Buddy menerima telepon dari seseorang misterius sebelum tewas tertabrak kereta.
Kini pihak kepolisian kembali mengungkapkan fakta baru terkait siapa sosok yang menelpon sebelum AKBP tewas tertabrak kereta.
Hal ini juga sekaligus mematahkan kecurigaan sebelumnya soal keterlibatan mafia narkoba dalam tewasnya perwira polisi tersebut.

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur, AKBP Dimas Prasetyo menjelaskan bahwa pihaknya telah memeriksa handphone milik Buddy
Dari hasil pemeriksaan yang ditemukan, Dimas menyebut bahwa daftar telepon masuk dari handphone milik Buddy semuanya merupakan orang yang dikenalnya.

“Kami menepis bahwa berita-berita yang beredar, tidak ada orang-orang yang tak dikenal dan lain sebagainya,” ujar Dimas.

Di sini orang yang menelpon orang yang dikenal oleh beliau, mulai dari keluarga, anak buah, beliau sebagai Kasat Narkoba. Semua sudah kami periksa kecuali istrinya, yang saat ini sedang berduka,” sambungnya.
Dimas menjelaskan, pihaknya juga akan memeriksa istri dari AKBP Buddy usai masa berkabung telah terlewati.

“Kemudian waktu masa berdukanya sudah terlewati, mungkin dengan pihak keluarga korban kita minta keterangan. Kemudian memeriksa hasil digital forensik HP korban secara keseluruhan,” ujarnya.

Lebih lanjut Dimas Prasetyo juga mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan olah TKP pasca kejadian termasuk juga di ruangan kerja Kasat Narkoba.
Sampai saat ini menurut Kasat Reskrim Polres Jaktim tidak ditemukan hal yang mencurigakan terkait dengan obat-obatan.

“Tidak ditemukan hal yang mencurigakan atau lain sebagainya hanya obat-obatan dan lain sebagainya yang memang sedang kita dalami,” ungkap Dimas.
Dari hasil obat-obatan yang ada ini obat sakit ya bukan obat-obatan terlarang karena memang beliau sedang dalam masa perawatan akibat sakit batu empedu dan memang setelah pelaksanaan operasi ini obat-obatan dikonsumsi pasca operasi,” sambungnya.

Kombes Supriyanto selaku Kabid Fiskomfor Puslabfor Polri mengungkapkan bahwa di hari kejadian tersebut terdapat enam aktivitas panggilan.
Bahwa terdapat 6 aktivitas panggilan, jadi hanya ada 6 aktivitas panggilan pada hari kejadian, 3 panggilan keluar, 2 misscall, dan 1 panggilan masuk,” katanya.

Supriyanto juga mengungkapkan bahwa aktivitas pertama kali terekam pada pukul 06.5503 WIB, dan panggilan terakhir terekam pukul 09.29.26 WIB. (Yar/Sis)

Tidak ada komentar