Teropongtimeindonesia-Pekanbaru - Untuk memulihkan psikologis, para korban bencana di Sumbar. Khususnya, di Kecamatan Palembayan, Agam. Kepolisian Daerah (Polda) Riau kembali mengirim dukungan kemanusiaan, terdiri dari tim Tim Trauma Healing, HIMPSI (Himpunan Psikologi Indonesia), serta sejumlah logistik, Rabu (3/12).
keberangkatan Tim Trauma Healing, HIMPSI, serta bantuan logistik tahap II ini diberangkatkan dari halaman Mapolda Riau. Dipimpin Karoops Polda Riau Kombes Ino Harianto dan diawali doa bersama.
“Rombongan ini akan bertugas di Kecamatan Palembayan, salah satu wilayah dengan jumlah korban terbanyak pascalongsor dan banjir bandang,” kata Kombes Ino, dalam kata sambutannya, didampingi PJU Polda Riau.
Kombes Ino menegaskan saat ini situasi di lapangan sangat membutuhkan dukungan psikologis yang kuat. Karena banyak penyintas, mulai anak-anak hingga lansia, mengalami trauma berat.
“Bencana ini meninggalkan luka mendalam. Tim trauma healing kami berangkatkan untuk membantu warga kembali menemukan ketenangan dan menjalani hidup secara normal,” ujarnya.
Tim ini terdiri dari personel Polda Riau, psikolog HIMPSI, relawan mahasiswa Unri, UIR, dan akademisi Universitas Airlangga.
“Kolaborasi lintas sektor ini menunjukkan besarnya solidaritas masyarakat Riau bagi korban bencana di Sumbar, Sumut dan Aceh,” ungkap Kombes Ino.
Saat ini sebut Kombes Ino, di Kecamatan Palembayan terdapat korban yang meninggal dunia mencapai 141 orang, dengan 110 diantaranya telah teridentifikasi. Disamping itu, ada sebanyak 79 orang masih dinyatakan hilang, sementara pencarian terus dilakukan.
“Dengan jumlah korban sebanyak itu, tenaga psikologi memiliki peran yang sangat krusial,” kata Ino.
Pantauan di lokasi, selain tim psikologi, Polda Riau juga mengirimkan berbagai bantuan logistik yang dibutuhkan di lokasi terdampak. Di antaranya: sembako dan kebutuhan pokok, toilet portabel milik PUPR Riau, tandon air bersih untuk desa-desa terisolasi.
Selanjutnya, ada satu unit buldozer untuk membuka akses jalan yang tertimbun longsor, satu unit kontainer pendingin untuk penyimpanan jenazah yang belum teridentifikasi
“Kebutuhan kontainer pendingin ini mendesak karena banyak jenazah belum dikenali keluarganya. Mereka harus disimpan dengan layak hingga proses identifikasi selesai,” jelas Ino.
Sejauh ini, jelas Ino, sedikitnya tiga alat berat telah lebih dulu dikerahkan Polda Riau untuk membantu membuka jalur yang tertutup material longsor.
Ino menyebutkan, total 42 personel diterjunkan dalam misi tahap kedua ini. Mereka akan memperkuat tim yang sebelumnya telah berada di Sumatera Barat untuk mendukung evakuasi, pemulihan psikologis, hingga distribusi bantuan.
“Ini adalah misi kemanusiaan. Polisi hadir untuk masyarakat, membantu dalam situasi apa pun. Kami ingin pemulihan di Palembayan berlangsung lebih cepat dan menyeluruh,” tegas Kombes Ino.
Pihaknya juga memastikan setiap bantuan yang dikirim telah disesuaikan dengan kebutuhan lapangan melalui koordinasi rutin dengan Polda Sumatera Barat.
“Kami bergerak berdasarkan kebutuhan nyata masyarakat. Setiap hari, tim menganalisis apa saja yang paling dibutuhkan penyintas,” ujar Kombes Ino.

Tidak ada komentar