Teropongtimeindonesia -Jakarta - Kasus COVID-19 dalam beberapa waktu belakangan terbilang fluktuatif, berada pada kisaran 3.000 – 5.000 kasus. Namun, tidak hari ini. Kasus positif justru melonjak drastis, mencapai 7.505 kasus dalam sehari. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Dwi Oktavia memaparkan, berdasarkan data terkini Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dilakukan tes PCR sebanyak 25.575 spesimen. Dari jumlah tes tersebut, sebanyak 20.460 orang dites PCR hari ini untuk mendiagnosis kasus baru dengan hasil 7.505 positif dan 12.955 negatif. Selain itu, dilakukan pula tes Antigen hari ini 5.053 orang dites, dengan hasil 776 positif dan 4.277 negatif.
“Kami di Pemprov DKI Jakarta mengimbau seluruh warga meningkatkan kewaspadaan
dan semakin taat protokol kesehatan, karena penularan COVID-19 yang kian cepat.
Patuhi aturan yang berlaku sebagai upaya kita bersama dalam menekan penyebaran
virus ini,” tegas Dwi, di Balai Kota Jakarta, pada Kamis (24/6).
Dwi juga menyebut, trend kasus positif aktif pada anak di bawah usia 18 tahun
masih bertambah. Sebanyak 15% dari 7.505 kasus positif hari ini adalah
anak-anak di bawah usia 18 tahun, dengan rincian, yaitu 830 kasus adalah anak
usia 6 - 18 tahun dan 282 kasus adalah anak usia 0 - 5 tahun. Sedangkan, 5.775
kasus adalah usia 19 - 59 tahun dan 618 kasus adalah usia 60 tahun ke
atas.
“Untuk itu, penting sekali bagi para orang tua agar menjaga anak-anaknya lebih
ketat dan menghindari keluar rumah membawa anak-anak. Sebisa mungkin lakukan
aktivitas di rumah saja bersama anak, karena kasus positif pada anak saat ini
masih tinggi,” imbaunya.
Lebih lanjut, Dwi juga menjabarkan distribusi 7.505 kasus positif hari ini,
yaitu Kepulauan Seribu 2 kasus, Jakarta Barat 1.550 kasus, Jakarta Pusat 836
kasus, Jakarta Selatan 1.105 kasus, Jakarta Timur 2.310 kasus, dan Jakarta
Utara 954 kasus, serta data kasus yang masih dalam proses verifikasi sebanyak
748. Sedangkan, Kecamatan dengan jumlah kasus terbanyak, antara lain Ciracas
350 kasus, Cipayung 341 kasus, Kembangan 322 kasus, dan Pulo Gadung 305 kasus.
Di samping itu, jumlah kasus aktif di Jakarta pada hari ini naik sejumlah 5.195
kasus, sehingga jumlah kasus aktif sampai hari ini sebanyak 40.900 (orang yang
masih dirawat/ isolasi). Sedangkan, jumlah kasus Konfirmasi secara total di
Jakarta sampai hari ini sebanyak 494.462 kasus. Dari jumlah total kasus
positif, total orang dinyatakan telah sembuh sebanyak 445.450 dan total 8.112
orang meninggal dunia dengan tingkat kematian 1,7%, sedangkan tingkat kematian
Indonesia sebesar 2,7%.
“Lonjakan bukan hanya terjadi pada angka kasus positif saja, tetapi juga pada
jumlah pemakaman dengan protap COVID-19 di Jakarta. Secara berturut-turut, pada
22 Juni terdapat 150 pemakaman, lalu 23 Juni sebanyak 180 pemakaman, dan sampai
dengan pukul 12 siang hari ini sudah 132 pemakaman yang menggunakan protap
COVID-19. Situasi ini tidak bisa dibiarkan, kita harus waspada dan mencegah
penyebaran COVID-19 ini bersama-sama,” ungkapnya lebih lanjut.
Sementara itu, jumlah keterisian tempat tidur isolasi maupun ICU di RS rujukan
COVID-19 di Jakarta juga hampir penuh. Hingga 23 Juni, total tempat tidur yang
disiapkan pada 140 RS yang merawat COVID-19 di Jakarta sebanyak 9.852 tempat
tidur isolasi yang saat ini terisi 90% atau 8.874 pasien, lalu sebanyak 1.218
tempat tidur ICU yang kini terisi 86% atau 1.048 pasien. Pemprov DKI Jakarta
juga akan terus berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat dalam menyiapkan
fasilitas isolasi mandiri terkendali yang tersebar di sejumlah wilayah, seperti
penggunaan Rusun, salah satunya Rusun Nagrak, dan sejumlah GOR.
Dwi turut memaparkan perkembangan jumlah klaster di Jakarta. Untuk klaster
perkantoran pada 14-20 Juni, ditemukan sebanyak 576 kasus positif dari 105
kantor. Sedangkan, untuk klaster keluarga pada 14-20 Juni sebanyak 10.967 orang
positif dari 912 keluarga. “Kami juga menyarankan warga mengurangi mobilitas,
taati aturan bekerja dari kantor sebanyak 25% kapasitas dan sisanya bekerja
dari rumah. Keluar rumah jika benar-benar penting, tentu kita semua tidak ingin
jika kasusnya semakin bertambah ke depannya,” tambahnya.
Dwi juga menyarankan agar warga tidak panik saat terdiagnosis positif
Antigen/PCR. Untuk warga yang mendapat hasil positif pada tes Antigen, pastikan
segera melakukan tes PCR di Puskesmas secara gratis atau laboratorium lainnya
secara mandiri. Adapun langkah saat dinyatakan positif pada tes Antigen/PCR
sebagai berikut:
1. Lapor kepada RT/RW/Puskesmas setempat,
2. Sementara isolasi mandiri dahulu di rumah, tetap memakai masker yang baik di
rumah, pisahkan diri dari anggota keluarga yang lain,
3. Pastikan kontak erat di lingkungan rumah/kerja segera melakukan tes PCR,
4. RT/RW dan Puskesmas akan membantu monitoring harian kondisi pasien.
Puskesmas akan menentukan langkah tata laksana yang akan dilakukan oleh pasien
sesuai kondisi masing-masing; apakah akan isolasi mandiri di rumah/lokasi
isolasi mandiri terkendali/RS.
“Yang perlu masyarakat ketahui dan perhatikan juga, jika merasakan gejala tapi
saat tes Antigen dinyatakan negatif, sebaiknya tetap lakukan tes PCR. Karena,
orang yang dinyatakan positif saat tes Antigen, hampir pasti juga dinyatakan
positif pada saat tes PCR, tetapi jika negatif saat tes Antigen, belum tentu
hasilnya negatif pula pada saat tes PCR dan bisa saja positif saat dites PCR,
apalagi jika bergejala,” imbuhnya.
Terkait dengan varian baru mutasi virus COVID-19, Dwi juga mengimbau seluruh
masyarakat tetap waspada karena varian baru ini lebih cepat menular dan
menimbulkan gejala yang lebih berat. DKI Jakarta secara aktif melakukan
pemeriksaan sampel Whole Genome Sequencing / WGS, yang mana Dinkes DKI Jakarta
sudah mengirim 987 total keseluruhan sampel terduga mutasi virus. Dari jumlah
tersebut, 70 sampel dinyatakan sebagai Variant of Concern (VoC).
“Dari 70 VoC tersebut, telah diidentifikasi bahwa 33 kasus memiliki riwayat
perjalanan dari luar negeri (kasus impor), 19 transmisi lokal varian Delta di
DKI Jakarta, 10 transmisi lokal varian Delta di Debotabek yang mana
pemeriksaannya dilakukan di Jakarta, dan 8 kasus masih dalam proses verifikasi
apakah merupakan varian Delta dari luar negeri atau transmisi lokal. Adapun
rincian 70 VoC tersebut, yakni 12 varian Alpha (B.117), 3 varian Beta
(B.1.351), 55 varian Delta (B.1617.2),” terangnya.
Sementara itu, proses vaksinasi juga masih terus berlangsung di Jakarta.
Pemprov DKI terus melakukan percepatan vaksinasi agar kekebalan komunitas dapat
cepat terbentuk, yang mana warga berusia di atas 18 tahun sudah dapat divaksin.
Warga yang ber-KTP DKI Jakarta maupun yang bekerja/bersekolah dan berdomisili
DKI Jakarta, dapat mendaftar vaksinasi COVID-19 melalui aplikasi JAKI atau
situs corona.jakarta.go.id, untuk menghindari antrean panjang di fasilitas
kesehatan.
Adapun jumlah sasaran vaksinasi total Provinsi DKI Jakarta sebanyak 8.815.157
orang. Untuk Vaksinasi Program, total dosis 1 saat ini sebanyak 3.753.451 orang
(43%) dan total dosis 2 kini mencapai 1.898.567 orang (22%).
“Dari hasil studi, varian Delta terbukti 4x lebih menular dan meningkatkan
angka perawatan rumah sakit. Namun, dengan vaksinasi dan taat protokol
kesehatan secara ketat, dapat meminimalisir potensi tertular virus ini. Perlu
diketahui juga, semua merk vaksin saat ini ampuh untuk mencegah varian mutasi
virus baru. Semua merk vaksin aman, bermanfaat, dan berkualitas. Vaksinasi
terbukti tidak hanya mencegah sakit, tapi juga mencegah kematian. Jadi, ayo
kita divaksin dan jangan lewatkan kesempatan vaksinasi ini,” pungkasnya.
Edwin Asmara
Tidak ada komentar