Teropongtimeindonesia -Indralaya, Sumsel – Pedagang ayam korban penembakan di Pasar Beti Ogan Ilir beberapa waktu lalu, hingga kini hanya bisa terbaring di tempat tidur.
Korban penembakan bernama Dedi Kurniawan (27 tahun),
merupakan seorang pedagang ayam potong.
Dia ditembak saat baru tiba di Pasar Beti, Desa
Meranjat, Kecamatan Indralaya Selatan, pada 21 Agustus lalu sekira pukul 06.00.
Saat ditemui di rumahnya di Desa Sakatiga, Kecamatan
Indralaya, Dedi mengaku sama sekali tak beranjak dari rumah sejak peristiwa
tersebut.
“Kejadian itu sudah tiga bulan. Saya belum keluar rumah
lagi, takut,” kata Dedi kepada TribunSumsel.com, Sabtu (20/11/2021).
Setelah menjalani operasi pengangkatan proyektil peluru
di RSUP Mohammad Hoesin Palembang, Dedi diperbolehkan pulang ke rumah.
Sekitar satu bulan kemudian, Dedi kembali dirawat di
RSUP Mohammad Hoesin selama 20 hari.
“Di RSUP, saya dipasang selang di dalam perut. Mungkin
karena usus saya luka, jadi dipasang selang ini untuk bantu proses pencernaan,”
ujar Dedi.
Menurut pria lajang ini, rasa sakit bekas tembakan
masih terasa hingga sekarang.
Dedi mengaku ditembak dari belakang atau di bagian
pinggang kiri, hingga hampir tembus ke perut.
Sesekali, Dedi merasakan nyeri tiada tara di bagian
pinggang maupun perut.
“Kadang nyeri. Apalagi sekarang ini, sering sakit di
bagian perut yang dipasang selang,” tutur Dedi.
Selain trauma, kondisi Dedi yang saat ini hanya dapat
terbaring, memang tak memungkinkan untuk bepergian ke luar rumah termasuk
mencari nafkah.
“Cari uang jualan di pasar ya belum bisa. Bisa lihat
sendiri kondisi saya sekarang,” ujar Dedi melayani wawancara sambil duduk di
atas tempat tidurnya.
Dedi berharap polisi dapat segera menangkap pelaku
penembakan terhadap dirinya.
Dia tak ingin peristiwa serupa terjadi lagi, jika
pelaku belum ditangkap.
“Kalau pelaku ditangkap, baru lega juga walaupun
kondisi belum membaik betul,” kata Dedi.
Sementara polisi kini masih mengidentifikasi para
pelaku penembakan yang diperkirakan berjumlah dua orang.
Kapolres Ogan Ilir, AKBP Yusantiyo Sandhy beberapa
waktu lalu mengatakan, polisi terus bekerja namun juga hati-hati dalam
mengungkap kasus ini.
“Kami memerlukan alat bukti yang tajam. Karena sampai
dengan saat ini sudah ada yang mengarah, namun itu kalau kita lakukan upaya represif,
takutnya terbantahkan,” kata Yusantiyo kepada wartawan, belum lama ini.
“Jadi masih kami lakukan pendalaman lagi. Semoga segera
terungkap,” ujarnya.
Berdasarkan keterangan saksi mata di TKP, lanjut
Yusantiyo, pelaku berjumlah dua orang mengendarai sepeda motor matic.
Satu orang turun dari motor dan menembak satu kali ke
arah punggung kiri korban.
Polisi telah meminta keterangan sejumlah saksi, namun
Yusantiyo menyebut belum tajam ke bukti-bukti yang dicari.
“Kami masih terus melakukan pendalaman dan memeriksa
saksi-saksi, apakah misalnya ada terduga, Mr. X. Kami masih melakukan
pendalaman apakah Mr. X ini di waktu itu ada di tempat tersebut (TKP) atau di
tempat lain,” kata Yusantiyo.
“Kemudian ada tidak saksi-saksi lain yang menguatkan
(tindakan) Mr. X itu,” kata dia lagi.
Sebelum peristiwa penembakan di Meranjat, Polres Ogan
Ilir juga mendapat informasi penembakan oleh orang tak dikenal (OTD) di
Kertapati, Palembang.
Ada juga kasus pengancaman dengan menggunakan senjata
api di wilayah Banyuasin.
“Kami sedang menyelidiki apakah ada kaitannya kasus
penembakan dan pengancaman di dua lokasi tersebut dengan yang terjadi di
Meranjat,” terang Yusantiyo.
Tidak ada komentar