nasional Opini Religi

Ujub: Racun Halus yang Merusak Amal."

April 27, 2025
0 Komentar
Beranda
nasional
Opini
Religi
Ujub: Racun Halus yang Merusak Amal."

Oleh : Hendy Damanik
Di jalan panjang menuju ridha Allah, ada bahaya yang kadang tak kasat mata.
Ia menyelinap halus dalam bisikan kecil di hati, memuji amal, mengagungkan diri, dan perlahan—meruntuhkan bangunan kebaikan yang telah susah payah didirikan. Namanya _ujub._ Sebuah racun lembut yang membunuh jiwa dalam senyap.

Ujub bukan hanya kesombongan, tapi lebih dalam dari itu.
Ia adalah rasa bangga berlebihan atas amal, seolah-olah kebaikan itu lahir semata karena kemampuan diri, dan lupa bahwa semua kebaikan adalah anugerah Allah semata.
_"Jika engkau merasa amalmu mulia, sesungguhnya engkau telah merendahkan keikhlasanmu tanpa sadar."_

Betapa banyak amal yang terlihat megah di mata manusia, namun gugur tak bernilai di sisi Allah, hanya karena ujub bersarang di hati pelakunya.
Seperti embun di pagi hari, amal yang dipenuhi ujub akan lenyap tersapu mentari ujian.
Tak ada yang lebih memilukan selain berdiri di hadapan Allah kelak, membawa setumpuk amal yang ternyata kosong dari nilai.
_"Tak perlu bangga dengan langkahmu yang kuat, karena tanpa rahmat-Nya, bahkan untuk berdiri pun engkau tak mampu."_

Betapa halus tipu daya ini.
Kadang saat kita menangis dalam doa, saat kita bersedekah dalam diam, atau saat kita bersujud paling lama—datanglah bisikan: _“Lihatlah betapa baiknya engkau.”_
Padahal, siapa kita tanpa izin-Nya?
Siapa kita tanpa hembusan nyawa yang Dia titipkan?

Cinta yang sejati kepada Allah adalah cinta yang membuat kita merasa kecil di hadapan-Nya, bahkan setelah berbuat kebaikan sebanyak lautan.
Cinta yang membuat lidah kita tak berani membangga diri, melainkan hanya mengucap,
_“Ini semua karena rahmat-Mu, ya Allah, bukan karena aku.”_

_"Hati yang bersih tidak pernah membanggakan amal, karena ia sadar, dirinya hanyalah setetes debu di bawah Arasy Tuhan."_

Maka, marilah kita memohon,
Ya Allah, selamatkanlah kami dari racun ujub yang halus ini.
Berikan kami hati yang selalu melihat segala kebaikan sebagai milik-Mu semata.
Ajarkan kami untuk berjalan dalam keikhlasan, agar amal kami tidak terhapus sebelum sampai kepada-Mu.

Karena pada akhirnya, bukan banyaknya amal yang menyelamatkan kita.
Melainkan hati yang bersih, niat yang tulus, dan jiwa yang tunduk penuh cinta kepada Allah,
tanpa merasa diri lebih baik, tanpa merasa diri lebih mulia.

_"Semakin banyak kau mengingat Allah, semakin sedikit kau mengingat dirimu sendiri."_

Dan di situlah, keindahan hidup seorang hamba benar-benar bermula.
Bukan dari apa yang dilihat manusia,
tapi dari apa yang disaksikan oleh langit.

Walloohu A'lamu Bisshowaab.
Penulis : Laksda Purn Hendy Damanik 

Tidak ada komentar